Langkah Besar Antam (ANTM) dan Potensi Sahamnya
Monday, January 15, 2024       08:59 WIB

JAKARTA, investor.id - PT Aneka Tambang Tbk () atau Antam telah menyelesaikan serangkaian transaksi, yaitu divestasi saham PT Sumberdaya Arindo (SDA) dan PT Feni Haltim (FHT), kepada Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd (CBL) dari China melalui anak usahanya, HongKong CBL Ltd (HKCBL).
HKCBL bakal mengakuisisi 49% saham SDA dari Antam senilai US$ 416,5 juta, yang akan dibayar secara tunai. Antam juga mempunyai hak untuk menerima pembayaran jika terdapat tambahan cadangan di area pertambangan SDA dalam jangka waktu 36 bulan sejak tanggal penyelesaian transaksi pada 28 Desember 2023.
Transaksi lainnya adalah divestasi saham FHT, dimana HKCBL membeli 10% saham dari Antam, serta 50% saham dari International Mineral Capital (IMC), anak usaha emiten berkode saham tersebut.
Nilai transaksi jual beli saham FHT mencapai Rp 781,2 miliar. Rinciannya, HKCBL membeli 10% saham FHT sebesar Rp 130,2 miliar dari . Selain itu, HKCBL memborong 50% saham FHT senilai Rp 651 miliar dari IMC, anak usaha .
"Manajemen juga menyebutkan bahwa perseroan akan mencatatkan one-off gains sebesar Rp 599 miliar pada kuartal IV-2023," tulis analis BRI Danareksa Sekuritas, Hasan Barakwan dalam risetnya.
dan HKCBL juga berencana membangun smelter berteknologi high pressure acid leaching ( HPAL ) dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 30% dan 70%.
Target Harga Saham
Adapun untuk proyek baterai kendaraan listrik ( electric vehicle /EV), memiliki eksposur melalui Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan kepemilikan saham sebesar 25%.
"Berdasarkan arahan manajemen, juga perlu berpartisipasi dalam pendanaan proyek-proyek untuk mempertahankan kepemilikan saham di IBC. Kami yakin akan menggunakan dana hasil divestasi, yang totalnya sekitar Rp 7 triliun, untuk membiayai proyek-proyek hilir," sebut Hasan.
BRI Danareksa Sekuritas belum memasukkan proyek-proyek tersebut ke dalam valuasi, karena rinciannya masih terbatas. Meski demikian, divestasi saham anak usaha merupakan hal yang positif karena dapat memanfaatkan lebih jauh untuk proyek-proyek terkait baterai kendaraan listrik.
Sebab itu, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk saham . Target harga saham berbasis discounted cash flow (DCF) dipatok sebesar Rp 1.960. Adapun risiko dari pandangan tersebut mencakup penurunan harga nikel lebih lanjut, yang bisa mengakibatkan proyek-proyek tadi menjadi tidak layak.

Sumber : investor.id

powered by: IPOTNEWS.COM